Refleksi Dwi Mingguan Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Minggu ini saya belajar tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Jika diibaratkan sekolah merupakan sebuah ekosistem dimana lingkungan biotik (Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua, Masyarakat sekitar sekolah, Dinas terkait, Pemerintah Daerah) dan abiotik (Keuangan, Sarana dan prasarana, Lingkungan alam) saling berinteraksi dan tidak dapat dipisahkan perannya. Pengelolaan sumber daya sekolah hendaknya dilaksanakan berdasarkan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) dimana paradigma IA ini percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Implementasi Inkuiri Apresiatif (IA) dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan. Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) sesuai dengan Inkuiri Apresiatif, melalui pendekatan berbasis aset kita dapat menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Seorang pemimpin harus dapat mengelola sumber daya dengan berkolaborasi bersama komunitas yang sehat dan resilien agar sekolah dapat memanfaatkan sumber daya (modal manusia, modal finansial, modal politik, modal alam, modal fisik, modal agama dan kebudayaan, dan modal sosial) yang dimilikinya dengan optimal.
Fact. Setelah mengikuti pembelajaran di modul 3.2 tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, saya memahami tentang pentingnya berpikir dan mengembangkan konsep pendekatan berbasis aset. Saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas saya tidak lagi khawatir dengan kekurangan yang dimiliki murid dalam memahami pelajaran. Saya berpikir untuk menggali potensi mereka dalam bidang lain yang mereka minati dan tetap membimbing mereka untuk mencapai hasil yang mereka inginkan. Hal baik yang saya pelajari dari proses tersebut bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan, jika kita ingin terus bertumbuh lebih baik berpikir berbasis aset untuk memanfaatkan apa yang kita miliki bukan mencari apa yang tidak sanggup kita miliki. Menjadikan aset sebagai kekuatan akan memotivasi individu dalam komunitas untuk memunculkan potensinya. Hambatan kesulitan yang saya selama proses pembelajaran pada minggu ini yaitu saya kesulitan mengidentifikasi aset terutama dari modal manusia karena masih ada guru yang tidak percaya diri ketika diminta untuk berbagi ide atau pemikiran. Untuk mengatasi kendala tersebut saya melakukan pendekatan dengan mengajak rekan tersebut terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat menggali potensinya.
Feelings. Selama pembelajaran berlangsung saya sangat senang karena menambah pengetahuan baru terkait pengelolaan sumber daya sekolah. Ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas sumber daya yang dimiliki sekolah khususnya dari modal manusia yaitu murid ternyata beragam tidak hanya dari segi akademik tetapi juga non akademik. Bersama murid saya mengidentifikasi hal-hal baik yang dapat dijadikan sebagai aset dan murid sangat antusias saat berdiskusi dengan teman-temanya. Hal itu membuat saya optimis bahwa modal manusia sebenarnya akan dapat dimanfaatkan jika mereka diberikan ruang untuk menunjukkan potensi yang mereka miliki.
Findings. Pelajaran yang saya dapatkan dari proses mengidentifikasi sumber daya adalah sumber daya yang dimiliki sekolah sering tidak diperhatikan karena sebagian masih menggunakan pola pikir lama dimana kekurangan dijadikan sebagai fokus untuk diperbaiki atau ditingkatkan. Hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini bahwa pendekatan berbasis aset ini meningkatkan rasa percaya diri saya untuk belajar dan menumbuhkan potensi dalam diri maupun lingkungan agar dapat bermanfaat.
Future. Saya akan melakukan hal lebih baik di masa depan jika berpegang pada konsep berpikir berbasis aset. Sehingga apapun kegiatan yang akan dilakukan mengutamakan bagaimana cara memberdayakan modal yang sudah ada dan menggali potensi yang masih terpendam untuk memperkaya sumber daya. Salah satu tindakan yang akan saya lakukan adalah mengajak rekan sejawat untuk mengidentifikasi aset dan memanfaatkan sesuai kebutuhan. Perlu dilakukan sosialisasi oleh pihak terkait tentang edukasi pengelolaan sumber daya berbasis aset. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan pemahaman warga sekolah tentang pentingnya pengelolaan sumber daya yang akan diimplementasikan pada program-program sekolah yang berpihak pada murid.
Posting Komentar untuk "Refleksi Dwi Mingguan Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya"