Lokakarya Orientasi Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 Jembrana
Lokakarya CGP angkatan 8 telah dimulai pada minggu ke 2 bulan Mei tahun 2023. Sebelum menjadi CGP atau calon guru penggerak peserta pelatihan guru penggerak wajib melewati 2 tahapan seleksi. Seleksi tahap 1 adalah seleksi administrasi meliputi pengisian biodata atau profil diri dan essay. Saat mengisi biodata peserta diminta melengkapi surat rekomendasi dari atasan atau kepala sekolah. Selanjutnya peserta diwajibkan menjawab soal essay atau membuat resume seputar pengalaman menjadi guru, aktivitas yang dilakukan, pelatihan dan organisasi apa yang pernah diikuti. Setiap pertanyaan memiliki sub pertanyaan lainnya dan banyak pertanyaan yang disetting baru bisa disimpan atau di next jika jumlah karakter yang kita tuliskan sudah sesuai dengan permintaan soal. Karakter yang diminta mulai dari 200 kata, 300 kata, 500 kata dan ada yang 1000-1500 kata. Setelah lulus tahap 1 dilanjutkan dengan seleksi tahap 2 yang terdiri dari simulasi mengajar dan wawancara. Lulus di tahap 2 barulah peserta akan memasuki tahap pelatihan CGP (Calon Guru Penggerak) yang sekarang disebut Pendidikan Guru Penggerak atau PGP selama 6 bulan.
Lokakarya Orientasi Pendidikan Guru Penggerak adalah pertemuan yang dihadiri oleh para aktor dalam program Pendidikan Guru Penggerak seperti Calon Guru Penggerak, Pengajar Praktik, Kepala Sekolah, Pengawas, Kepala Dinas (perwakilan dari Dinas Pendidikan) dan juga perwakilan dari BGP (Balai Penggerak Provinsi) Bali. Acara dimulai dengan pembukaan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dan lagu Mars Guru Penggerak. Selanjutnya ada sambutan dari Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Jembrana. Beliau menyampaikan tentang peran Guru Penggerak dalam memajukan pendidikan dan memberikan motivasi kepada peserta Pendidikan Guru Penggerak untuk menyelesaikan pendidikan dengan hasil terbaik. Selanjutnya perwakilan dari BGP (Balai Penggerak Provinsi) Bali menyampaikan sekilas tentang teknis pelaksanaan pelatihan dan apa peran masing-masing aktor Pendidikan Guru Penggerak dalam program dalam menyukseskan kegiatan ini.
Setelah istirahat siang setiap guru penggerak dipersilahkan untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Di dalam kelas ada dua kelompok dimana setiap kelompok didampingi oleh satu orang pengajar praktik. Pengajar praktik di kelompok saya bernama ibu Eka Sulistyawati seorang guru PAUD yang aktif di organisasi PGRI dan komunitas belajar id. Sedangkan seorang lagi bernama Ibu Adnya dari jenjang SD. Peserta Pendidikan Guru Penggerak sendiri berasal dari berbagai jenjang dari tingkat SD-SMA/SMK. Kelompok saya beranggotakan 4 orang terdiri 2 guru SMP, 1 guru SD dan 1 guru SMK. Meskipun berbeda jenjang semoga tidak ada kendala dalam berkomunikasi dan berdiskusi selama pelatihan berlangsung.
Pada jam pertama pertemuan tatap muka diawali dengan perkenalan singkat dari peserta Pendidikan Guru Penggerak. Selanjutnya pengajar praktek memandu jalannya kegiatan mulai dari berdiskusi dengan kepala sekolah dimana peserta berasal. Peserta Pendidikan Guru Penggerak diminta untuk membuat kesepakatan dengan kepala sekolah tentang komitmen dalam menyukseskan dalam pelatihan ini. Intinya bagaimana kepala sekolah dapat memfasilitasi dan memberikan dukungan kepada peserta pelatihan agar dapat mengikuti kegiatan dengan baik sampai akhir. Peserta juga harus berkomitmen untuk konsisten dalam pelatihan dengan tetap menjalankan kewajiban dan tugas utama guru yaitu mengajar. Kepala Sekolah diperkenankan meninggalkan kegiatan setelah diskusi selesai. Para peserta bersama pengajar praktek melanjutkan kegiatan sesuai modul seperti menyampaikan paparan tentang kegiatan yang akan dijalani selama enam bulan.
Dalam paparannya pengajar praktik menjelaskan saat ini peserta berada pada lokakarya orientasi atau lokakarya ke 0. Lokakarya selanjutnya akan diadakan satu kali dalam sebulan di tempat yang sudah ditentukan. Fasilitator, Instruktur dan pengajar praktek akan mendampingi pelatihan saat mode daring. Disamping itu pengajar praktik juga akan membimbing peserta pada moda luring yaitu melakukan kunjungan ke sekolah 1 kali dalam sebulan. Kegiatan kunjungan ini akan melibatkan rekan sejawat dari peserta Pendidikan Guru Penggerak, siswa, dan juga Kepala Sekolah.
Diakhir lokakarya orientasi peserta melakukan refleksi kegiatan dari pagi hingga sore. Peserta juga diminta memberikan umpan balik tentang bagaimana berlangsungnya kegiatan, pengajar praktek, akomodasi yang disediakan dan juga lokasi. SMP Negeri 2 Mendoyo yang ditunjuk sebagai s tuan rumah pelaksanaan lokakarya di mata peserta sangat bagus. Sekolah ini terletak di Desa Pohsanten Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Lokasinya yang berada persis di tengah persawahan membuat tempat ini terasa sejuk di siang hari bolong. Jarak sekolah dengan jalan raya dan rumah penduduk juga agak jauh sehingga peserta Pendidikan Guru Penggerak bisa belajar dengan nyaman. Sesekali saja ada satu dua kendaraan yang melintas. Namun pemandangan hamparan sawah berpadu dengan hijaunya tanaman kacang panjang jadi view menyegarkan di sela padatnya kegiatan. Setelah ini peserta sudah ditunggu oleh tugas-tugas di LMS. Semoga tetap semangat!!!.
Posting Komentar untuk "Lokakarya Orientasi Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8 Jembrana"