Kurikulum Merdeka menjadi awal kembalinya mata pelajaran informatika sebagai mata pelajaran wajib setelah dihapus pada kurikulum 2013. Mata pelajaran Informatika kini hadir dengan materi yang lebih lengkap dari sebelumnya sebagai dukungan yang diperlukan masyarakat abad ke-21. Ada 8 elemen dalam mata pelajaran informatika yaitu Berpikir Komputasional, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Sistem Komputer, Jaringan Komputer dan Internet, Analisis data, Algoritma dan Pemrograman, Dampak Sosial Informatika dan Praktik Lintas Bidang, dimana elemen-elemen ini dipadukan dengan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif yang penting dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Contoh Pembelajaran Moda Unplugged : Materi Algoritma |
Capaian Pembelajaran pada mata pelajaran Informatika untuk kelas 7 sampai dengan kelas 12 adalah sama dengan tujuan untuk menyamakan persepsi antara guru informatika baik di jenjang SMP maupun SMA sehingga dapat memberikan pembelajaran yang berkesinambungan. Mengutip dari laman Merdeka Mengajar guru.kemdikbud.go.id Mata pelajaran Informatika bertujuan untuk mengantarkan peserta didik menjadi “computationally literate creators” yang menguasai konsep dan praktik informatika. Hal ini meliputi pemahaman terhadap pengetahuan dasar informatika dan terampil dalam mengakses, mengelola, menginterpretasi, mengintegrasikan, mengevaluasi informasi, serta menciptakan informasi baru dari himpunan data dan informasi yang dikelolanya, dengan memanfaatkan TIK. Sebagai anggota masyarakat digital, peserta didik diharapkan memiliki karakter baik serta mampu berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi dan menggunakan perangkat teknologi informasi dengan kepedulian terhadap dampaknya dalam kehidupan bermasyarakat.
Mata pelajaran
Informatika tidak selalu diajarkan dengan menggunakan komputer. Karena konsep
dasar informatika bisa dipelajari dengan moda unplugged. Pada moda
unplugged proses pembelajaran dilakukan tanpa computer atau teknologi
sebagai alat bantu ajar. Selanjutnya proses pembelajaran dilakukan dengan
bermain peran, teka-teki, game, dan memanfaatkan media yang ada disekitar
sebagai media belajar. Contohnya pada saat peserta didik belajar Algoritma dan
Pemrograman, untuk memahami konsep Algoritma yaitu metode atau langkah-langkah
sistematis dalam menyelesaikan masalah tertentu. Guru dapat membuat sebuah
algoritma tentang bagaimana cara membuat origami koala. Berdasarkan algoritma
yang sudah dibuat guru meminta peserta didik membuat origami koala menggunakan
kertas. Peserta didik yang mengikuti Algoritma dengan baik sesuai instruksi
dalam membuat origami koala menghasilkan bentuk koala yang hampir sama
sedangkan yang melewatkan langkah tertentu hasilnya bisa berbeda dengan
temannya. Dari contoh tersebut peserta didik dapat memahami pentingnya berpikir
computational untuk menyelesaikan persoalan komputasi yang mengandung
algoritma.
Moda Unplugged ini
dapat diterapkan pada sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai
dalam pembelajaran informatika, seperti terkendala jaringan internet, perangkat
komputer belum ada atau masih kurang dan minimnya daya listrik. Pada moda
unplugged guru membawa peserta didik dari dunia digital ke dunia nyata.
Bagaimanapun guru perlu memberikan penjelasan tambahan tentang subjek yang
sesungguhnya. Selanjutnya guru dapat menggunakan moda plugged yang
umumnya lebih digemari peserta didik karena dekat dengan kesehariannya.
Tantangan guru dalam mengajar informatika salah satunya adalah menekankan pada
siswa bahwa fokus utama dari belajar informatika bukan hanya mampu
mengoperasikan dan menggunakan berbagai fungsi perangkat teknologi akan tetapi
bagaimana memahami konsep dari perangkat tersebut sehingga memungkinkan untuk
melakukan pengembangan produk tersebut.
Saat ini para guru
berhadapan dengan peserta didik yang lahir dan berkembang dalam dunia digital (digital
native). Dalam kesehariannya digital native sudah terbiasa
menggunakan perangkat digital dan mudah sekali beradaptasi dengan perkembangan
teknologi. Hal ini berdampak pada perbedaan sudut pandang antara peserta didik
dan guru dalam memaknai pembelajaran. Peserta didik berpikir belajar dapat
dilakukan dengan cara yang menyenangkan seperti sambil bermain game,
mendengarkan musik, ataupun sambil menonton TV. Sedangkan guru pada zamannya
dulu tidak menggunakan cara semacam itu untuk belajar. Fenomena ini menjadi
tantangan bagi guru informatika untuk dapat memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik. Caranya, memadukan kemampuan dasar peserta didik dalam penguasaan teknologi dengan pemberian materi yang menarik. Sehingga peserta didik terpacu untuk mengasah kemampuannya lebih dalam dan menjadi expert di bidangnya.
Agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik tentunya guru perlu melakukan langkah-langkah adaptif sesuai konsep kurikulum merdeka yaitu 1) Melaksanakan pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan mengembangkan soft skills serta karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila ; 2) Fokus pada materi esensial, sehingga ada waktu untuk pembelajaran mendalam untuk kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi; 3. Pembelajaran berdiferensiasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Posting Komentar untuk "Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Mata Pelajaran Informatika"